Memancing Kreativitas Anak Dengan Media Kertas

Berbagai kreasi bisa dimunculkan dari barang yang tidak terpakai di sekitar kita. Memang tidak semua dapat kita tampilkan, dalam sesi kurang lebih 2 jam. Pada hari Kamis, 6 Juli 2023 kami kembali beraktivitas bersama ananda. Kali ini kami membuat beberapa kreasi mainan yang kami buat dari kertas koran bekas, dan origami. Kegiatan ini adalah salah satu rangkain hajatan ‘Liburan Tlah Tiba Vol 02” yang dilaksanakan oleh Qitakita.com.

Bagi kami yang lahir di era tahun 80-an hingga awal 90-an, kami sempat melewati masa dimana sumber hiburan hanyalah dari televisi atau buku majalah. Waktu kami saat itu dihabiskan di luar rumah. Kami berkreasi dengan berbagai macam barang mulai dari pelepah pisang, batang daun singkong, dedauan hingga rumput ilalang. Namun, itu adalah masa yang telah kami lewati. Ketika kami menjadi orang tua, kami pun harus mulai menyesuaikan diri kondisi yang ada saat ini. Mungkin kurang lebih itu lah yang orang kami rasakan saat itu. 

Dunia di hadapan anak kita kini sungguh sangat berbeda. Tidak bisa kami begitu saja menerapkan apa yang sudah kami alami saat kami masih seumuran mereka. Kami menyadari, sebagai orang tua kadang kita cenderung protektif. Waktu anak kita banyak dihabiskan di dalam rumah. Bahkan ada beberapa dari kita yang memang sengaja membatasi waktu anaknya bermain di luar rumah. Bukan hal yang aneh dewasa ini, di tengah kepungan ancaman mulai dari penculikan, kekerasan, hingga bully membuat kita sebagai orang tua semakin was was untuk melepas anak kita berada di luar jangkaun kita. 

Sebenarnya, membuat anak menghabiskan banyak waktu di rumah bukan hal yang salah. Asalkan kita dapat menciptakan suasana rumah yang hangat dan tidak menekan berkembangnya kreativitas anak. Sebagai orang tua kita juga memiliki tanggung jawab untuk merawat anak, mendidik dan menjaganya. Kita berhak dalam menerapkan gaya parenting sesuai dengan batas pemahaman dan kemampuan kita. Namun, anak memiliki hak untuk berkembang sesuai dengan potensinya masing-masing. 

Kami mengajak ananda berkreasi dengan koran-koran bekas. Ternyata memancing kreativitas anak tidak membutuhkan biaya yang besar. Tidak perlu menyediakan maianan edukasi dengan harga selangit. Cukup dengan melihat benda sekitar kita dan kehadiran kita sebagai orang tua untuk membimbingnya. Suasna aman juga harus diciptakan dengan menerangkan resiko apa saja yang akan mereka temui selama sesi berlangsung mulai dari adanya barang tajam, kertas yang mudah sobek dan peserta yang lebih muda yang butuh bantuan oleh pendamping atau peserta yang lebih tua. Dalam hal ini ananda dilatih untuk saling membantu satu sama lain. 

Kami membiasakan anak untuk mendengarkan serta mengikuti instruksi dari fasilitator. Pada saat moment mendengarkan, anak dapat mempelajari untuk memahami orang lain. Jika anak telah mendengarkan dengan baik, selanjutnya mereka akan terlatih kesabarannya. Harapannya, anak kelak akan memahami bahawa semua karya yang indah berasal dari kesabaran dan ketekunan yang harus terus mereka biasakan. 

Mendidik anak memang tugas kita sebagai orang tua. Memastikan anak kita aman dari ancaman yang mengancam jiwa mereka juga adalah sebuah keharusan. Namun, jangan pernah kita merasa sendiri dalam menjalaninya. Dengan melibatkan anak di dalam sebuah kegiatan yang melibatkan orang-orang baru, akan melatih anak untuk bersosialisasi dan mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Mencari ‘partner’ dalam mendidik bisa jadi dapat meringankan tanggung jawab besar itu. Llibatkan guru kita disekolah, keluarga kita, sahabat, sehingga kami sebagai fasilitaor di setiap sesi edukasi yang kami adakan untuk ananda di setiap tumbuh kembang anak. Dengan kehadiran bunda dan ayah selama proses ananda mengikuti sesi hari juga sekaligus menegaskan bahwa semangat belajar ini harus terus ditumbuhkan malalui peran aktif untuk terus belajar dari kita sebagai orang tua.