Belajar Mengompos dari Usia Dini
Kegiatan mengompos merupakan salah satu kegiatan mendasar di dalam kegiatan berkebun, bagi anak-anak kegiatan ini dapat meningkatkan kepeduliannya terhadap lingkungan. Melalui kegiatan pengomposan, anak-anak dapat memahami dan mengetahui beragam manfaat dari kegiatan mengompos. Untuk membantu memberikan pemahaman terkait manfaat kompos bagi lingkungan kepada anak-anak, kami mengadakan kelas Composting pada hari Jumat, 28 Juni 2024 di Kebun Qita. Kegiatan ini memberikan banyak kesempatan kepada anak – anak untuk belajar mengenal kompos serta manfaatnya dengan cara yang seru dan interaktif. Selain itu, mereka juga dapat berbagi pengalaman serta bersenang – senang dengan teman – teman baru disana.
Kelas Composting kali ini diikuti oleh 6 peserta adik-adik yang sedang menikmati liburan sekolah, diantaranya ada adik Yoan, Joana, Alya, Akhtar, Rayi, dan Meva. Kelas dibuka dengan bercerita untuk mengenal apa itu kompos dan bahan-bahan di sekitar yang dapat digunakan untuk membuat kompos, dan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai teknik pengomposan, bagaimana peran kompos bagi tanaman, serta bagaimana cara membuat kompos secara organik. Hal ini ditujukan untuk memantik semangat serta rasa keingintahuan pada para peserta tentang kegiatan ini.
Pada kelas ini, kami bersama komunitas Qita Kita dan Teman Berkebun mengadakan kelas “Composting” yang difasilitasi oleh Sany Mardlotillah sebagai founder Teman Berkebun. Dalam kegiatan ini kami juga dibantu oleh Aisya Putri dan Nashwa Azalia, keduanya merupakan mahasiswa Universitas Diponegoro, Fakultas Peternakan dan Pertanian
Memasuki sesi selanjutnya, yaitu sesi pembuatan kompos. Sebelum sesi dimulai, para peserta diminta untuk menggunakan sarung tangan. Hal ini ditujukan untuk mengurangi risiko paparan bakteri ketika proses pengolahan kompos berlangsung. Selanjutnya, para peserta diminta untuk mengumpulkan daun-daun kering dan daun segar yang telah tersedia, daun-daun kering berfungsi sebagai sumber karbon dalam pengomposan. Kemudian para peserta diminta untuk mencacah daun segar yang telah disediakan, hal ini ditujukan agar proses penguraian dapat berlangsung lebih cepat. Sehingga semakin halus cacahan yang dihasilkan akan semakin mudah proses penguraiannya. Daun segar atau bahan organik lainnya dapat berfungsi sebagai sumber nitrogen di dalam kompos. Setelah para peserta selesai memotong daun segar, para peserta mencampurkan kedua bahan tersebut menjadi satu.
Setelah bahan dicampurkan, para peserta menyiram bahan-bahan dengan air yang telah dicampur dengan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria), bakteri untuk mempercepat proses pengomposan. Selanjutnya, para peserta memasukkan ke bahan-bahan yang telah diolah ke dalam komposter yang ditutup rapat. Proses pengomposan tersebut berlangsung selama paling cepat 7 hari, sehingga diharapkan pada hari ke-tujuh nanti para peserta dapat melihat hasilnya secara langsung dan dapat dipanen.