Belajar Mengompos di Sela Liburan Bareng Teman Berkebun

Pada hari Senin, 30 Juni 2025, saya bersama teman-teman dari Program Studi Agribisnis, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, mengikuti kegiatan magang di Kebun Qita yang berlokasi di Jl. Kyai Saleh No.13, Randusari, Kecamatan Semarang. Dalam kegiatan ini, kami mendampingi anak-anak dalam praktik pembuatan kompos menggunakan bahan-bahan organik seperti dedaunan kering dan limbah sayuran.

Kompos merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari proses pengomposan, baik secara alami maupun dengan bantuan bioaktivator seperti EM4 yang berfungsi mempercepat fermentasi bahan organik. Pengomposan sendiri adalah proses penguraian bahan organik oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur yang memanfaatkan bahan tersebut sebagai sumber energi. Penggunaan pupuk kompos bertujuan untuk menyuplai nutrisi bagi tanaman, memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, serta menjadi solusi ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan pupuk anorganik, sehingga mendukung praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.

Kegiatan pembuatan kompos diawali dengan menyiapkan berbagai bahan dan alat seperti daun kering, limbah sayuran segar, tanah lokal, kotoran domba, wadah, pisau, sekop, dan perlengkapan lainnya. Langkah pertama yang dilakukan adalah memotong limbah sayuran segar menjadi bagian kecil menggunakan pisau agar proses fermentasi lebih mudah, dengan catatan sayuran yang digunakan sebaiknya masih segar karena kandungan nitrogennya tinggi.

Selanjutnya, limbah sayuran dicampur dengan dedaunan kering hingga merata, lalu ditambahkan kotoran domba dan tanah lokal, kemudian seluruh campuran tersebut diaduk kembali hingga homogen. Campuran yang sudah siap dimasukkan ke dalam ember, bagian atasnya ditutup dengan dedaunan kering, lalu disiram menggunakan larutan EM4 sebagai bioaktivator. Setelah kompos matang, pupuk organik tersebut diaplikasikan dengan cara ditaburkan ke dalam bedengan yang telah disiapkan, kemudian disiram kembali dengan cairan EM4 untuk meningkatkan efektivitasnya.

Tahap akhir dari kegiatan ini adalah penanaman tanaman empon-empon seperti kunyit pada bedengan yang telah dipupuk. Dari kegiatan ini, kami belajar bahwa pupuk kompos berperan penting dalam memperbaiki kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman, serta proses pembuatannya cukup mudah. 

Pustaka:

Dahlianah, I. 2015. Pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku pupuk kompos dan pengaruhnya terhadap tanaman dantanah. Klorofil: J. Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian. 10(1): 10-13.